Rinduku Kawan

Roda masa terus berputar

Menggilas,

Ganas.

Melintas ruas-ruas jalan

Menyeruak kerumunan manusia

Dan hidupnya

Tak sekalipun tergelincir licin

Tak pernah berdecit, berhenti

Terus berputar tak peduli

Menelusuri kehidupan,

konstan

 

Rinduku kawan

Memandang lembar-lembar kenangan

Kursor yang kugerak-gerakkan

Dengan tangan

Menyibak buku wajah, gambaran-gambaran

Hidupmu kini

Sambil membayangkan

Hidupku nanti

 

Rinduku kawan

Melihatmu putus harapan

Tergilas jadi korban

Roda masa yang menggilas

Ganas.

Dulu bersanding, kini bersaing

Dulu mengajak, kini terserak

Dulu mengaji, kini sibuk makan gaji

Dulu selalu di depan, kini putar haluan

 

Rinduku kawan

Akan kebersamaan

Bersama kita tinggalkan peraduan

kita hilangkan kegalauan

kita usir kesedihan

membangun harapan!

 

ah, grande bouche!

lihatlah diriku kawan

diliputi kecemasan

akan masa depan

dihempas gelombang

tak mampu bergerak cepat ke depan

aku tergolek lemah

tak mampu mendampingimu

tak sanggup menjangkaumu

Sibuk,

Sakit,

selalu kujadikan alasan

untuk membiarkanmu terombang-ambing

seorang diri

 

Apa yang telah kulakukan?

Apalah pula yang akan kukatakan

Di hadapan Allah kelak

Di pengadilan yang paling adil

Tentang diriku yang

berlumuran dosa

diselimuti kelemahan

menelantarkanmu kawan

 

Rinduku kawan

Melihat diri kita

Makin jauh dari Sang Pencipta

Kita jadi lupa

Kau dan aku

Sama-sama tak berdaya

Tak sanggup jadi sandaran

Hanya Dia

Tempat mengadu, meminta

 

Rinduku kawan

Untuk saling melupakan

Kesalahan

Sedikit-sedikit,

Meninggalkan keburukan

Tak putus harapan

 

!تتخلى أبدا

bukanlah manusia

yang tak pernah salah

gerakkan badan kawan, gerakkan!

bukan kesempurnaan

yang kita cari

Ridho Ilahi itulah

Yang kita nanti

Roda masa terus berputar

Menggilas,

Ganas.

Apa yang sudah kita perbuat

Hari ini?

Tinggalkan komentar

Filed under Puisi

Tinggalkan komentar